Medan – Kampus II Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) menjadi saksi dari kericuhan besar yang terjadi pada Jumat, 10 November 2023. Peristiwa ini masih menyisakan banyak tanda tanya, dan pihak berwenang sedang berusaha mengungkap penyebab sebenarnya.
Menurut keterangan dari Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Prof. Dr. Tien Rafida, M.Hum., kericuhan tersebut diduga dipicu oleh permasalahan antara cleaning service (CS) dan mahasiswa UIN SU. Meskipun demikian, alasan pasti di balik kericuhan tersebut masih menjadi misteri.
“Tadi malam pukul 03.00 WIB, kejadian tersebut mulai terjadi, menandakan bahwa ada orang yang telah memasuki kampus. Mahasiswa dan CS menjadi korban dalam insiden ini. CS yang diduga telah melaporkan masalah ini ke pihak luar, menjadi penyebab konflik yang intens. Saat ini, oknum mahasiswa belum berhasil diidentifikasi, sementara CS sudah diamankan di kantor polisi,” ungkap Dekan FITK pada Jumat, 10 November 2023, pukul 20.20 WIB.
Latar Belakang Permasalahan: Konflik antara Cleaning Service dan Mahasiswa
Kabar yang berkembang menyebutkan bahwa akar masalah bermula dari konflik antara cleaning service dan sejumlah mahasiswa. Meskipun belum ada kepastian mengenai detail permasalahan, dugaan awal menunjukkan bahwa kericuhan mungkin dipicu oleh ketidakpuasan dan sakit hati yang berlarut-larut.
“Dari informasi yang kami dapat, kericuhan ini diduga akibat adanya masalah antara cleaning service dan mahasiswa. Namun, kami masih memerlukan waktu untuk mengidentifikasi secara pasti permasalahan yang mendasari konflik ini,” tambah Prof. Dr. Tien Rafida.
Penanganan Cepat Pihak Kampus dan Koordinasi dengan Pihak Eksternal
Rektor UIN SU, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag., menanggapi insiden ini dengan serius. Melalui laman resmi universitas, ia menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan investigasi internal dan juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Rektor juga berkomunikasi dengan Rektor Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
“Kami menyesali peristiwa ini dan telah bertemu dengan Rektor Nommensen. Semua masih dalam tahap dugaan, namun kami berkomitmen untuk menyelidiki insiden ini secara menyeluruh. Kami mendukung penegakan hukum terhadap pelaku yang terbukti bersalah sesuai dengan peraturan yang berlaku,” ucap Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag.
Respon Masyarakat dan Tuntutan Penyelesaian
Kericuhan ini telah menarik perhatian masyarakat dan menyisakan kekhawatiran terkait keamanan di lingkungan kampus. Sejumlah pihak, termasuk mahasiswa, menyuarakan keprihatinan mereka terhadap insiden ini dan mendesak agar penyelesaian dilakukan dengan transparan dan adil.
Organisasi mahasiswa dan kelompok advokasi hak asasi manusia menyatakan keprihatinan mereka melalui pernyataan resmi, menyerukan agar pihak berwenang bertindak tegas dalam mengusut kasus ini. Beberapa mahasiswa juga mengadakan aksi damai di sekitar kampus sebagai bentuk protes terhadap kejadian yang tidak diinginkan ini.
Proses Hukum dan Keterbukaan Informasi
Proses hukum terhadap para pelaku masih dalam tahap penyelidikan, dan pihak kepolisian berjanji untuk menyelidiki insiden ini dengan cermat. Masyarakat dan pihak terkait diharapkan untuk tetap tenang dan memberikan kerjasama penuh kepada penyelidikan yang sedang berlangsung.
Keterbukaan informasi dianggap sebagai kunci untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Pihak kampus diharapkan untuk memberikan update secara berkala mengenai perkembangan penyelidikan dan tindakan yang diambil untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Kesimpulan: Tantangan Menuju Penyelesaian yang Adil
Kericuhan di Kampus II UIN Sumatera Utara menjadi tantangan serius bagi pihak kampus dan otoritas terkait. Sementara penyelidikan terus berlanjut, masyarakat menantikan kejelasan mengenai penyebab sebenarnya dan tindakan preventif yang akan diambil untuk menjaga keamanan dan kedamaian di lingkungan kampus. Sebagai bagian dari warisan kebudayaan dan pendidikan Indonesia, UIN SU diharapkan dapat mengatasi permasalahan ini dengan bijaksana, adil, dan transparan untuk memastikan keberlanjutan pendidikan yang baik di masa depan.