Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Pulau Kalimantan mengalami pertumbuhan ekonomi yang menguat sebesar 5,43 persen. Salah satu pendorong utama pertumbuhan ini adalah aktivitas konstruksi yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,82 persen. Penyumbang utama dari pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan informasi ini dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (5/2).
Aktivitas konstruksi yang tumbuh pesat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi Kalimantan, terutama Kalimantan Timur. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,24 persen, Kalimantan Timur menjadi penyumbang terbesar dari pertumbuhan ekonomi di seluruh pulau tersebut. Selain konstruksi, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur juga didorong oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh tinggi, sebagai dampak dari pembangunan berbagai infrastruktur di IKN. Kombinasi positif dari kedua sektor ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional.
Meskipun pulau Kalimantan mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional masih terbatas, yaitu sebesar 8,49 persen. Pulau Jawa tetap menjadi kontributor dominan dengan 57,05 persen kontribusi terhadap PDB nasional.
Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan disokong oleh tiga sektor utama, yakni pertambangan dan penggalian, konstruksi, serta industri pengolahan. Sektor pertambangan dan penggalian menjadi andalan Pulau Kalimantan, dengan kekayaan sumber daya alamnya, termasuk batu bara, minyak, dan gas alam. Konstruksi yang tumbuh pesat, khususnya terkait dengan pembangunan IKN, juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Namun demikian, terdapat disparitas signifikan antara kontribusi pulau-pulau di Indonesia terhadap PDB. Meski Pulau Kalimantan mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif, Pulau Jawa tetap menjadi pusat ekonomi utama, menyumbang lebih dari setengah dari PDB nasional. Sementara Pulau Kalimantan memberikan kontribusi sekitar 8,49 persen.
Pertumbuhan ekonomi di pulau-pulau lainnya juga patut dicatat. Sumatera, misalnya, berkontribusi sebesar 22,01 persen terhadap PDB nasional dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,69 persen pada tahun 2023. Sulawesi menyumbang 7,10 persen terhadap PDB nasional dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,37 persen. Sementara Bali dan Nusa Tenggara memberikan kontribusi sebesar 2,77 persen dengan pertumbuhan ekonomi 4,00 persen. Maluku dan Papua juga memberikan kontribusi sebesar 2,58 persen dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,94 persen.
Perbandingan ini menggambarkan beragamnya kontribusi pulau-pulau terhadap perekonomian Indonesia, menunjukkan adanya ketidaksetaraan dalam distribusi pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, penting untuk terus mendorong diversifikasi ekonomi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Pulau Kalimantan, agar potensi ekonomi yang ada dapat dioptimalkan dengan lebih merata.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat di Pulau Kalimantan, khususnya didorong oleh sektor konstruksi dan pembangunan infrastruktur, menciptakan peluang investasi yang menarik. Potensi pertambangan dan penggalian yang besar, bersama dengan komitmen pemerintah untuk terus memajukan pembangunan IKN, menjadikan Pulau Kalimantan sebagai fokus utama untuk pengembangan ekonomi di masa depan.
Dalam konteks ini, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi disparitas ekonomi antarwilayah, dengan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya terfokus di satu atau beberapa pulau saja. Upaya diversifikasi ekonomi, pengembangan sektor-sektor unggulan lokal, dan investasi yang merata dapat menjadi strategi untuk mencapai tujuan tersebut.